Bismillah, Buku pada judul yang ku sebut diatas didapatkan sesuai dengan rekomndasi dari Bpk Anies Baswedan pada live tiktok di masa kampanyenya. Aku as the one who take a part in this condition, nurturing a baby, a 7 y.o boy and a 5 y.o daughter been feel so relate. Apalagi mengingat throw back momen, bahwa saat ta'aruf session di perjalanan menuju lepas lajangku, aku bersedia melepas atribut BUMN dan mau pulang ke akar rumput menjadi guru TPA. Sebuah hal yang tidak mengerti oleh gurunda yang menjadi penyambung aku dan suami di kala itu. Karena aku ingin, anak-anak TPA yang identk dengan sesuatu yang tidak berkelas mendapat akses global society. alhamdulillah, bener saja, harapanku sekarang.. membangun sebuah bisnis untuk anak usia dini.. Oks, back to the topic, let me start Memang menarik, mendidik value pada masa anak-anak sekarang adalah elemental. menjadi bagian untuk ambil peran dari human society Menyiapkan anak-anak kita untuk menjadi pewujud doa setiap hari, mutaqqiina i
Bismillahirrahmanirrahim.. Sudah hampir 3 tahun, aku cuti diluar perusahaan.. sejak itu pula, aku berhenti dari hiruk pikuk kesinukan perempunan karir dan kembali ke rumah meembersamai tumbuh kembang anak-anaku. Apakah aku bahagia? aku bahagia. memebrsamai mereka dengan bebas untuk belajar dan mendampingi saat sakit. Sangat jauh dengan kondisi ketka aku bekerja. Tapi lately, aku mengerti , bisnisku tidak sebertumbuh saat aku pertama keluar dari kantor. karena insting dan exposure yang kudapat hilang. Lingkungan dna tim yang mneumbuhkan juga susdha tidak lagi ada. Sekarang, disaat teman-temanku dengan pencapaian yang ada, aku disin-sini saja. Apa aku iri, Alhamdulillah tidak, hanya saja di satu hal saja... yaitu kebesana finansia untuk lebih fleksibel dalam beribadah. Aku ingiin sekali ke Baitullah, rinduu sekali. Awal tahun ini suamiku bisa berangkat, + turki...Aku tidak iri...Karena aku fokus pada target pencapaianku supaya bisa haji furoda.. tapi setalh aku mneyadari bahwa itu ag