Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Bagaimana menjawab pertanyaanya...

Saat itu gerimis... kaca jendela penuh rintik hujan, satu-satu berlomba jatuh mendahului.. kami , berdua menatap dari dalam hangat.. tidak mau memikirkan apa yang memepengaruhi kecepatan jatuhnya.. bisa jadi diameter, posisi menempel, besar gaya gesek kaca, beda pengaruh tiupan angin dalam jeda milimeter.. kami tidak mau berfir serumit itu.. toh, sudah terlalu rumit cerita kami disatukan..  kubuka saja percakapan ringan dalam hangat malam itu,  " Papa kemarin  bertanya..." dia menyahut, "tentang?" aku hela nafas, "tentang kamu..." sambil memperbaiki posisi duduk , tidak lagi bersender di bahunya, aku raih tangnnya, dan melanjutkan ucapan barusan. " tentang kamu,  apa kamu bisa menyangi aku seperti Papa?" dia mengubah posisi duduk, menghadap aku, terlihat teratarik dengan lanjutannya.. "lalu kamu jawab apa?" "aku ga jawab, soalnya aku ga tau jawabannya"  aku mengangkat bahu tanggapan dari raut wajahnya

Drama Hidup

Hidup ini memang drama.. ada isi, ada pengantar dan ada endingnya... alur naskahnya kita yang memilih, dengan sikap dan perspektif yang berarti besar dalam memaknakan.. lucunya, setiap pelakon merasa dramanya adalah tragedi paling memilukan. duh, padahal banyak kesempatan untuk sekali-kali menilik naskah orang.. biar tau bahwa naskah dramanya tidak serumit tetangga, tidak sepedih tetangga.. lagi pula, siapa yang tau jumlah chapter umur yang dimiliki?  Jangan-jangan naskah hidup yang dipegang hanya cerita menggantung.. Jangan-jangan berhenti pada point awal perencanaan. Hayati saja peran dengan sebaik mungkin, Ga usah terlampau sedih atau terlalu bahagia Masih banyak naskah drama yang lebih pilu atau lebih berada *mata hari

Masing-masing kami adalah kapal

Masing-masing kami adalah kapal... Yah, tanggung jawab kami adalah mengarungi samudra kewajiban sebaik mungkin.. Masing-masing kami adalah kapal.. Tugas kami adalah menyapa badai dan membuat kompromi dengan cuaca.. Sekali-kali  melempar jangkar dan berlabuh sebentar ke dermaga.. Kami bertemu untuk menyapa singkat dan berbagi cerita heroik saat berlayar.. Tapi tidak lama... Bukan karena kami lupa daratan, bukan kami tak suka jamuan makanan, dan hangatnya kebersamaan.. Kami hanya takut, tidak lagi piawai dalam sebuah pelayarann.. Bukan sebatas camar laut yang rindu berbincang, takut atas kehadiran hiu yang  mengganas.. Tapi, beginalah.. Kami diciptakan untuk berlayar.. Meskipun pahit mengakui, kami rindu satu sama lain.. Siapa yang tidak sakit melihat abi pulang kerja jam 2 dini hari, ummi dengan karyawan yang bermacam persoalan mengadu ke rumah, Maul dan hiruk pikuk deadline jurnalisnya, Azmi yang sibuk leading pemenangan dawah kampus, Azhar yang hampir lupa rasany

I,

" I promise to be true to you in good times and in bad, in sickness and in health. I will love and honor you all the days of my life" ..... Sekali saja janji itu aku ucap, kamu tahu? banyak plan-plan hidup yang harus aku kompromikan :) banyak arah jalan yang harus aku sesuaikan.. Tapi tenang saja,  aku akan tetap tersenyum,   Bukan karena aku tidak sedih  karena harus menekan asa ku yang tidak mungkin meninggi teriring keatas oleh ribuan doaku sebelumnya... tapi, aku akan tetap tersenyum, paling tidak jalan syurgaku lebih dekat.. tapi, aku akan tetap tersenyum, Selama kamu disamping,  aku pasti kan terus merasa baik-baik saja :) mata hari