Langsung ke konten utama


Betapa inginnya kami agar umat ini mengetahuibahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Kami berbangga ketika jiwa2 kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang tebusan itu yg diperlukan. Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan, dan terwujudnyacita2 mereka, jika memang itu harga yg harus dibayar. Tiada sesuatu yg membuat kami bersikap seperti ini selain rasa cinta yg telah mengharu-biru hati kami, memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami. Betapa berat rasa di hati ketika kami menyaksikan bencana yg mencabik-cabik umat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.

Kami tdk mengharapkan sesuatu pun dari manusia; tidak mengharap harta benda atau imbalan yang lainnya, tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terimakasih. Yang kami harap hanyalah pahala dari Allah, Dzat yang telah menciptakan kami.

Kami sering mengangankan-andaikan angan2 itu bermanfaat-bahwa suatu saat tersingkaplah hati kami di hadapan penglihatan dan pendengaran umat ini. Kami hanya ingin mereka menyaksikan sendiri; adakah sesuatu dalam hati ini selain kecintaan yg tulus, rasa kasih yg dalam, serta kesungguhan kerja guna mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi mereka? Adakah sesuatu dalam hati ini selain lara dan perih atas musibah yg menimpa mereka?

Namun biarlah, cukup bagi kami keyakinan bahwa Allah SWT mengetahui itu semua. Hanya Dia-lah yg menanggung kami dg dukungan-Nya, dan mengiringi kami dg bimbingan-Nya dlm langkah2 kami. Di tangan-Nya lah berada semua kunci dan kendali hati manusia. Siapa yg Ia sesatkan maka tak akan ada yg dapat menunjukinya, dan siapa yg Ia tunjuki maka tak akan ada yg dapat menyesatkannya. Cukuplah Dia bagi kami. Dia-lah sebaik2 tempat bergantung. Bukankah hanya Allah yg mencukupi kekurangan hamba-Nya?


subhanallah, merinding ga?

ini ikrar yang dibaca waktu pelantiakn BEM kemarin.

dibaca ka iqbal selaku ketua BEM dan diikuti sama BEM 2010 dan 2009.

sabil paling depan doong barisnya, depan si ketua bem.

dan nangis -..- malu2in banget.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknisi IndiHome dan Seharian main game

 Bismillah Seharina full di luar, sampe battrei about to die. Dari ngurus BPJS TK, kantor polisi dan Bank. Nitip 3 anak ke ART dan Ipar tetangga.  Ya, ART nya megang sibocil 1 tahun. 2 Kakak nya main sebentar dan abis itu nge game sampe cape.  Dari jam 10 pagi sd jam 12siang. Astagfirullah. Pulang-pulang, w diemin. literally. ya kan mereka ga bisa menej diri. Padahal w udah bilang maksimal ada jamnya. Pada sore hari, datanglah 2 teknisi IndiHome. Yang satu lebih senior paruh baya, ditemani oleh yang lebih muda ya mungkin usia 20an. Sebagai orang yang senang basa-basi, setelah beberes, aku jamu mereka dengan yang ada di rumah.  DIatas meja makan, sambil menghabisi nata decoco di gelas mereka, ceritah tentang tanggung jawab yang mereka emban. Bersama dengan anak2 di kursi masing-masing, Ternyata mereka bekerja shift sore sd jam 1 malam dengan tanggung jawab penyelesaian tiket gangguan maksimal 24 jam dengan garansi layanan maksimal 3 bulan, target mengelola setelah ada...

Sebuah refleksi dari buku : All I need to know is what i learned in Kindegarten- chapter 1

 Bismillah, Buku pada judul yang ku sebut diatas didapatkan sesuai dengan rekomndasi dari Bpk Anies Baswedan pada live tiktok di masa kampanyenya. Aku as the one who take a part in this condition, nurturing a baby, a 7 y.o boy and a 5 y.o daughter been feel so relate.  Apalagi mengingat throw back momen, bahwa saat ta'aruf session di perjalanan menuju lepas lajangku, aku bersedia melepas atribut BUMN dan mau pulang ke akar rumput menjadi guru TPA. Sebuah hal yang tidak mengerti oleh gurunda yang menjadi penyambung aku dan suami di kala itu. Karena aku ingin, anak-anak TPA yang identk dengan sesuatu yang tidak berkelas mendapat akses global society. alhamdulillah, bener saja, harapanku sekarang.. membangun sebuah bisnis untuk anak usia dini.. Oks, back to the topic, let me start Memang menarik, mendidik value pada masa anak-anak sekarang adalah elemental. menjadi bagian untuk ambil peran dari human society Menyiapkan anak-anak kita untuk menjadi pewujud doa setiap hari, mutaqqi...

Membuat"nya" tetap di koridor syari'at

Bismillah.. Pertanyaan ini diajukan ke murabbi SMP-ku waktu liqo di rumahnya “ustadzah, kenapa ga cepet nikah,?” Waktu itu ustadzah wajahnya pias dan dia menjawab “Untuk ustadzah, menikah itu sama sepert kita membangun peradaban bil, nanti dari rahim ustadzah lahir jundi-jundiyah yang membela agama Allah” , “ustadzah sempet dinasihatin orang tua karena ustadzah nolak bebrapa orang, tap ustadzah ga mau main-main untuk hal ini”dan waktu itu gue ngangguk puas. Jawaban murabbi gue itu emang majleb-jleb.. sejak itu gue  punya frame bahwa pernikahan adalah hal yang sacral.. Sama sakralnya dengan jaln mencapai sana.. :’( Sederhana memang, kata menjaga, tapi semacam ... Bayangkan, ketika harus selalu pura-pura lupa, pura-pura biasa, pura- pura ga denger kata sekitar, dan pura-pura baik-baik saja. Waktu: Menolak halus saat di jemput distasiun dengan mobilnya setelah capek perjalanan 10 jam St Senen- Jogjakarta Menjawab SMS dengan berkali-kali hapus-ketik, mencari...