Langsung ke konten utama

MALA (mahasiwa lama)

bismillah, dengan namaNya, semoga bisa jadi hikmah

subhanallah..
sungguh aku iri.
lihat wajah penuh harap mereka..

subhanallah..
ingat lagi tentang setahun yang lalu
tentang baru pertama gantung citaku tinggi-tinggi

Demi Allah aku iri..


diingatkan tulisn manis hanifah syahidah di blognya,

"
Dan munculah kembali pertanyaan di benak saya : "Kuliah untuk siapa?"
Kuliah untuk siapa, kalau banyak tugas-tugas diamanahi padamu dan kau tak bersemangat menyambut amanah itu.
Kuliah untuk siapa, kalau kau hanya mengahabiskan uang milik orangtuamu selama kuliah.
Kuliah untuk siapa, kalau kau selalu menunda-nunda penyelesaian tugasmu.
Kuliah untuk siapa, kalau kau tak bersemangat menggapai citamu.

membuat saya berpikir dan merenungi pertanyaan-pertanyaan itu satu persatu
Kuliah untuk mencari ilmu Allah yang luar biasa luasnya.
Kuliah untuk mewujudkan harapan orangtua yang mulia itu.
Kuliah untuk melatih menjadi seseorang yang bertanggung jawab dan disiplin.
dan
Kuliah untuk Allah, Rasulullah, Umi-Abi, dan orang-orang yang memberi harapannya padamu.
Jangan sekalipun kau kecewakan orang-orang yang mencintaimu dan menaruh harapan besar padamu.
"


insya Allah, menjadi emas itu kepastian. baik baru mulai di semester 1 maupun sudah di semester 3 :)

Komentar

  1. Ah pel, waktu itu aku bener2 butuh semangat biasa mahasiswa semester I, kaget dengan tugas2nya hhe. Saling mendoakan ya pel, miss you:)

    BalasHapus
  2. subahanallaaaah bilaaaa jadi semangat nih gue ><

    BalasHapus
  3. hansya: selalu ada doa nduk. semangatnya selalu dibagi ya, biar yang di jogja tetap tertular :)

    BalasHapus
  4. tari: masya Allah tari.. sempet juga mampir ke blog gue. hayu atuh, IEGMU better sudah jadi modal. mari kita eksplorasi!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknisi IndiHome dan Seharian main game

 Bismillah Seharina full di luar, sampe battrei about to die. Dari ngurus BPJS TK, kantor polisi dan Bank. Nitip 3 anak ke ART dan Ipar tetangga.  Ya, ART nya megang sibocil 1 tahun. 2 Kakak nya main sebentar dan abis itu nge game sampe cape.  Dari jam 10 pagi sd jam 12siang. Astagfirullah. Pulang-pulang, w diemin. literally. ya kan mereka ga bisa menej diri. Padahal w udah bilang maksimal ada jamnya. Pada sore hari, datanglah 2 teknisi IndiHome. Yang satu lebih senior paruh baya, ditemani oleh yang lebih muda ya mungkin usia 20an. Sebagai orang yang senang basa-basi, setelah beberes, aku jamu mereka dengan yang ada di rumah.  DIatas meja makan, sambil menghabisi nata decoco di gelas mereka, ceritah tentang tanggung jawab yang mereka emban. Bersama dengan anak2 di kursi masing-masing, Ternyata mereka bekerja shift sore sd jam 1 malam dengan tanggung jawab penyelesaian tiket gangguan maksimal 24 jam dengan garansi layanan maksimal 3 bulan, target mengelola setelah ada...

Sebuah refleksi dari buku : All I need to know is what i learned in Kindegarten- chapter 1

 Bismillah, Buku pada judul yang ku sebut diatas didapatkan sesuai dengan rekomndasi dari Bpk Anies Baswedan pada live tiktok di masa kampanyenya. Aku as the one who take a part in this condition, nurturing a baby, a 7 y.o boy and a 5 y.o daughter been feel so relate.  Apalagi mengingat throw back momen, bahwa saat ta'aruf session di perjalanan menuju lepas lajangku, aku bersedia melepas atribut BUMN dan mau pulang ke akar rumput menjadi guru TPA. Sebuah hal yang tidak mengerti oleh gurunda yang menjadi penyambung aku dan suami di kala itu. Karena aku ingin, anak-anak TPA yang identk dengan sesuatu yang tidak berkelas mendapat akses global society. alhamdulillah, bener saja, harapanku sekarang.. membangun sebuah bisnis untuk anak usia dini.. Oks, back to the topic, let me start Memang menarik, mendidik value pada masa anak-anak sekarang adalah elemental. menjadi bagian untuk ambil peran dari human society Menyiapkan anak-anak kita untuk menjadi pewujud doa setiap hari, mutaqqi...

Membuat"nya" tetap di koridor syari'at

Bismillah.. Pertanyaan ini diajukan ke murabbi SMP-ku waktu liqo di rumahnya “ustadzah, kenapa ga cepet nikah,?” Waktu itu ustadzah wajahnya pias dan dia menjawab “Untuk ustadzah, menikah itu sama sepert kita membangun peradaban bil, nanti dari rahim ustadzah lahir jundi-jundiyah yang membela agama Allah” , “ustadzah sempet dinasihatin orang tua karena ustadzah nolak bebrapa orang, tap ustadzah ga mau main-main untuk hal ini”dan waktu itu gue ngangguk puas. Jawaban murabbi gue itu emang majleb-jleb.. sejak itu gue  punya frame bahwa pernikahan adalah hal yang sacral.. Sama sakralnya dengan jaln mencapai sana.. :’( Sederhana memang, kata menjaga, tapi semacam ... Bayangkan, ketika harus selalu pura-pura lupa, pura-pura biasa, pura- pura ga denger kata sekitar, dan pura-pura baik-baik saja. Waktu: Menolak halus saat di jemput distasiun dengan mobilnya setelah capek perjalanan 10 jam St Senen- Jogjakarta Menjawab SMS dengan berkali-kali hapus-ketik, mencari...