sekarang, yang lalu dan yang akan datang
Yesterday was come, and gone. And today, marks a new beginning. The end of the Month, has become the beginning of another. Is there going to be any change in us? Or are we left here to wallow under those same binding conditions?(Ananonim)
Ada banyak hal yang harus dilakukan dalam waktu yang dimiliki.Target yang dilist setiap harinya berlimpah .begitulah, hingga kita tidak lagi terbesit dengan sebuah hal absurd bernama malas
Bagaimana mungkin kan menunda, kala sadar bahwa targetan tiap harinya adalah entitas kecil yang nyata dalam membangun sebuah mimpi besar. Terngiang ucapan Hasan Albanna bahwa kewajiban yang ada jauh lebih banyak daripada waktu yang diberikan
Saudaraku,Saat ini memang investasi masa depan.Ya,saat ini, bukan kemarin atau besok.
Orang yang terngiang dengan hari kemarin berarti menjaga keputus asaan dan kesombongan. Sehingga membuatnya terpenjara dalam jeruji fikiran, lupa bahwa masih bisa berkarya, luput tentang pintu kesempatan lain yang telah terbuka
Sedang kesombongan dengan masa lalu hanya membutakan realita, terpaku dengan kejayaan lama sehingga tertahan untuk berbenah di kompetisi baru dengan standar criteria yang selalu lebih baik dari sebelumnya
Begitulah, orang yang berada di masa lalu ,tidak akan pernah ikut bergerak sedang kita telah yakin bahwa waktu terus berputar. Artinya insane dengan karakter masa lalu memeiliki cirri utama yaitu ketertinggalan.
Bagaimana dengan individu yang terpaku pada hari esok? Ia terhimpit dengan utopisnya angan dan khayalan,sebab terhenti oleh tembok yang dibangunnya,tidak menjadi eksekutor dari mimpi tingginya. Ibarat menginginkan sebuah Istana, terus mendesain dalam kertas denga properties elegan nan menawan tapi tidak juga memulai mengatur bata pondasinya, tidak juga berpeluh mengaduk pasir semennya.
Dari uraian diatas bukan berarti melarang untuk melihat masa lalu dan masa depan. Dari keduanya kita buat menjadi bahan bakar. Bahan bakar untuk terus bergerak membunuh malas dan meninggalkan kesia-siaan.
Nabi Muhammad saw suri taula tanpa batas waktu,,mengajarkan mempelajari masa lalu
مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ اَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ وَ مَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ اَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ اَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ
Rasulullah saw bersabda :”Barangsiapa hari kininya lebih baik dari hari kemarinnya, maka ia tergolong orang yang beruntung. Dan barangsiapa hari kininya sama dengan hari kemarinnya, maka dia tergolong orang yang tertipu. Barang siapa hari kininya lebih buruk dari hari kemarinnya, maka ia tergolong orang yang terlaknat”
Dengan melihat masa lalu, kita bisa melihat jarak. Jarak tentang proses perubahan yang sudah kita upayaka. Sehingga, Inklinasi yang kecil akan terus memacu untuk berkarya, jangan sampai tidak lebih baik dari masa sebelumnya
Lalu, mari melihat masa depan menjadi target yang akan dicapai dan direalisasikan.Contoh nyata, Saat kita gambarkan masa depan dengan Keridoan-Nya dan syurga,saat itulah kita penetrasikan syurga dan ridhoNya dalam setiap aktivitas.Sehingga desah nafas, detak nadi dan aliran darah dipaksa untuk terus bernilai keduanya.
Allah berfirman
” Wahai manusia, penuhilah waktumu dengan beribadah kepada-Ku, pasti akan Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku akan penuhi kebutuhanmu. Dan jika tidak melakukan itu, pasti akan Aku kupenuhi kedua tanganmu dengan aneka kesibukan dan tidak akan Aku cukupi segala kebutuhanmu.” (HR Ahmadf, Tarmidzi dan Ibnu Majah- )
Begitulah Sang pemilik kehidupan, memerintah hambaNya untuk menyibukan diri dengan kebaikan.
Saudaraku,,
Intan sebagai mineral terkuat saja terbentuk dari proses penempaan yang sulit dan panjang. Grafitnya dengan katalis logamnya ditempa dengan tekanan dan suhu sangat tinggi, sekitar 3500 °C dan 140.000 atm.Subhanallah, dari sana kita belajar bahwa menjadi indah, butuh proses meraihnya dengan tempaan hingga nanti ada gores, hingga nanti ada luka. Subhanallah, Faidza azzamta fatwakkal ‘Alallah . Biarlah kerja keras kita sekarng menjadi paramaeter kesiapan menjadi hambaNya yang disebut dalam al –Fajr 4 ayat terakhir
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku.
Bismillahi tawakkaltu, menjadi pengingat untuk diri sendiri, semoga bermanfaat untuk pembaca J
maksud huruf J dibelakang apa ya? :O
BalasHapus