“Social Media is a power to reach not just one consumer at a time, but a huge network of friends through the open graph” Roger Katz, CEO, Friend2Friend, Palo Alto, CA, and Barcelona
Era milinial dimana saat kita berbisik pada satu orang, maka teramplify sampai dengan ribuan pendengar.
Gagasan mengenai da'wah kekinian ayalnya harus juga berkembang. dimana era border less (tanpa batas) menjadi sebuah tuntutan. Refleksitas melihat,menshare, dalam detik menggunakan Social Media menjadi tradisi.
Sehingga Social Media Marketing menjadi The Next Generation of Da'wah Engagement
Adakah para da'i berbenah? bergerak kedepan dan mencari arah (direction) yang lebih terbuka (agile) tanpa kehilangan maknawi gerak kita.
Adakah kita mulai mendengar kebutuhan para mad'u,
ah, bukan, angkuh sekali, maksudku para karib kita yang juga kan bersama di syurga. Sehingga terdapat kesepakatan komunal bahwa kebermanfaat, integritas dan menjadi orang baik adalah sebuah kebanggan (pride).
Dai kekinian harus pandai merencanakan, membuat dan mendistribusikan makna kebaikan yang mendorong untuk sama-sama bergerak,
Sehingga da'wah kebaikan harus variatif, kreatif dan personal, ringan dan menyenangkan untuk dibagikan
Kebaikan memang selalu provokatif, sehingga tidak kasar dan menyakitkan. tidak menghasut dan menjatuhkan.
Lantas bagaimana memulainya? mulai berbicaralah (talk)- eksisnya kejahatan, karena yang baik hanya diam, Pilih ide terkini (Topic)- Apa yang sedang hits? siapa yang jadi perbincangan?, gunakan alatnya (Tools), Berikan kesempatan siapapun (Taking Part)- untuk sama-sama memberi inspirasi kebaikan, perhatikan keteladanan dari siapapun sekecil apapun.
Karena disaat yang sama, kita sedang kita berkejaran dan noise lain, nilai keterpurukan, individualitas, ketidakpedulian, yang begitu humanis cantik terbungkus dengan mengaku sebagai modernitas.
Adakah kita siap dengan perubahan dan menjadi Dai kekinian?
mata hari
@sabilanurulhaqi
Note: Adopsid dari teori marketing dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar