Langsung ke konten utama

Abi nya marah sama si Sulung





"Bismillah,


Lagi-lagi hari ini sulungku bikin Abinya marah,


Lately dia sering sekali menunjukkan kekecewaan karena Abinya sering marah. Dia mengucapkan kata-kata seperti: 'Ummi hebat, Abi yang tidak hebat,' bahkan kemarin si anak pertamaku sempat bilang di mobil bahwa Abi di keluarga paling terakhir.

Abinya marah sekali. Masya Allah.


Sebenarnya aku sedih, anakku bisa seperti itu kepada Abinya, tapi Abinya juga belum bisa mengelola emosinya.


Ummiku bilang, kalau anak ada masalah, yang bermasalah dari Ibunya.

Berarti aku yang belum bisa memastikan anakku bisa menjaga lisan dan juga belum bisa memastikan Abinya kenyang dalam kondisi yang tenang.


Abinya nyuekin deh akhirnya, dan aku yang antar si Sulung ke sekolah.


Potret ini benar-benar seperti aku dan Ummiku dahulu, beda sekali aku dan Abi, tidak pernah bertengkar.

Sampai aku tidak mau melihat wajah Ummi, dan Ummi juga tidak mau ketemu aku.

PRT minta aku untuk minta maaf, tapi aku tidak mau, karena menurutku, seharusnya Ummi mendukung aku kuliah di UGM pada saat teman-teman lain tidak diterima, hanya 3 dari 10 orang yang diterima.


Akhirnya, seingetku, Ummi yang duluan ngajak aku ngobrol dan bayari aku UGM jalur termahal.


Bagaimana ya, soalnya Ummi juga ketemu Abi kan di Jakarta, pas Ummi kabur dari Brebes.


Jadi ya jiplak saja, aku ingin punya kehidupan sendiri gitu,


Tapi dalam keluarga kecilku, pengaruh dan kekuatan suamiku sangat dominan di keluarga,


Jadilah bertengkar antara Anak dengan Bapak.

Ya, aku sih berharap suamiku bisa berkompromi dengan keadaan dan membuka dengan lapang.

Juga, sulungku bisa lebih menerima dan mudah mengikuti permintaan Abinya, meskipun ya, susah juga."


Please note that the text may still require further improvement for a more coherent and fluent narrative.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2023

 Bismillahirrahmanirrahim.. 2023, Alhamdulillah , sampai juga di tahun ini. Blog ini kujadikan sebagia salah satu prasasti yang mendokumentasikan catatan perjalanan, meskipun diapdet hanya 1 tahun sekali. Dari seorang gadis yang mencari footprint di hidupnya, hingga sekarang , wanita dengan 2 anak. yang Insya Allah bertambah 1 lagi jundullah.. alhamdulillah, kehamilan ke-3 di usia menginjak 5 bulan.Allah karuniakan Janin yang aktif. sjak 4 bulan awal sudah aktif berinteraksi. Mungkin karena kondisi emosional ibunya yang naik turun, di masa kehamilannya. Semoga bisa asik dan khusus bersama Ummi ya Nak... Ummi yang snagat tempramen, naik turun kondisi kehamilan sambil memebersamai 2 kaka-kakamu yang snagaaat aktif dan cerdas, Masya Allah. 2022 menjadi kondisi yang roller coaster, sejak kehadiran janin diperut , aku sempat vacuum 4 bulanna, tidak muncul dimana-mana. Tapi dunia kan tetap hiruk pikuk, aku bukan Megawati, yang ucapan dan jokesnya bikin geger, jadi dunia tentu ga akan merasa

Sebuah refleksi dari buku : All I need to know is what i learned in Kindegarten- chapter 1

 Bismillah, Buku pada judul yang ku sebut diatas didapatkan sesuai dengan rekomndasi dari Bpk Anies Baswedan pada live tiktok di masa kampanyenya. Aku as the one who take a part in this condition, nurturing a baby, a 7 y.o boy and a 5 y.o daughter been feel so relate.  Apalagi mengingat throw back momen, bahwa saat ta'aruf session di perjalanan menuju lepas lajangku, aku bersedia melepas atribut BUMN dan mau pulang ke akar rumput menjadi guru TPA. Sebuah hal yang tidak mengerti oleh gurunda yang menjadi penyambung aku dan suami di kala itu. Karena aku ingin, anak-anak TPA yang identk dengan sesuatu yang tidak berkelas mendapat akses global society. alhamdulillah, bener saja, harapanku sekarang.. membangun sebuah bisnis untuk anak usia dini.. Oks, back to the topic, let me start Memang menarik, mendidik value pada masa anak-anak sekarang adalah elemental. menjadi bagian untuk ambil peran dari human society Menyiapkan anak-anak kita untuk menjadi pewujud doa setiap hari, mutaqqiina i

Membuat"nya" tetap di koridor syari'at

Bismillah.. Pertanyaan ini diajukan ke murabbi SMP-ku waktu liqo di rumahnya “ustadzah, kenapa ga cepet nikah,?” Waktu itu ustadzah wajahnya pias dan dia menjawab “Untuk ustadzah, menikah itu sama sepert kita membangun peradaban bil, nanti dari rahim ustadzah lahir jundi-jundiyah yang membela agama Allah” , “ustadzah sempet dinasihatin orang tua karena ustadzah nolak bebrapa orang, tap ustadzah ga mau main-main untuk hal ini”dan waktu itu gue ngangguk puas. Jawaban murabbi gue itu emang majleb-jleb.. sejak itu gue  punya frame bahwa pernikahan adalah hal yang sacral.. Sama sakralnya dengan jaln mencapai sana.. :’( Sederhana memang, kata menjaga, tapi semacam ... Bayangkan, ketika harus selalu pura-pura lupa, pura-pura biasa, pura- pura ga denger kata sekitar, dan pura-pura baik-baik saja. Waktu: Menolak halus saat di jemput distasiun dengan mobilnya setelah capek perjalanan 10 jam St Senen- Jogjakarta Menjawab SMS dengan berkali-kali hapus-ketik, mencari kat