Langsung ke konten utama

twitter...

jubismillahirrahmanirrahim
pmalam takbiran tapi udah lebaran dulun

hem.. di jaman serba keren kayak gini jejaring sosial emang menjadi trend bahkan menjurus kepada kebutuhan.
kebutuhan untuk orang2 yang supel karena pengen tetep tau keadaan temenya
kebutuhan untuk orang2 yang peka dan sensitif sama teknologi

bahkan, orang secuek apapun, ga peduli sama sekitar tapi mau ga mau harus ngalah sama lingkunganm
bayangkan tugas2 sekolah, update pengisian krsn update hal2 lain yang berhubungan dengan akademik dan keliatan ga ada sangkut pautnya sama orang lain benar2 hanya difasilitasi di jejaring sosial kayak fb dn twitter.
sayangnya,banyak penyalah gunaan dan penerapan gozul fikr disini. salah satu yang baru gue sadaaar...

fine, kenapa gue berbelit2 dengan hal aneh didepan?
bermula dari rasa prihatin gue sama temen2 yang rame di twitter malem ini
in case, semua orang sepatutnya berbahagia malam ini sama ied mubarak besok.
penyambutanya kan berupa takbiran, silaturrahmi sama keluarga minta maaf atau (oh well sorry) minta ampau. itu-jauh-lebih-baik dari pada mereka (yang rame di twitter itu) duduk manis dengan bb di tangan dan mengabaikan sekitar
demi rabb yang mengetahui segala kesibukan di tiap jengkal ciptaanya..
apa mereka ga malu sama tuhannya
yang ngasih kesempatan untuk ngerasain ramadhan sampai ke ujungnya
atau pengen dong ngerasain bangganya bisa puasa dan menang di akhir bulan penuh betkah,hidayah,pahala.
oke mungkin bisa termenung banyak2 istigfar karena belum maksimal karena target tilawahnya belum nyampe, murajaah belum selese (ini gue banget)
sayangnya kebanyakan tweet yang keliatan ga penting
pun, kalo ada sangkut pautnya sama lebaran atau takbiran, malah terlihat melalaikan.
misalnya merasa terganggu karena petasan, ramenya jalanan, ooh my gosh can u imagine that it absolutly ga ada maknanya kalo di twitin. mending cuma sekali, ini dari abis maghrib sampe gue mau posting di blog -.-

ah, malm takbiran gue emang kemaren.
tapi tetep aja nangkring depoan teras nungguin truk2 yang takbiran lewat lagi. sambil nulis blog dan berbagi keprihatinan daripada dipoendem sendiri.

hepi ied mubarak all..
(indonesia people i mean)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2023

 Bismillahirrahmanirrahim.. 2023, Alhamdulillah , sampai juga di tahun ini. Blog ini kujadikan sebagia salah satu prasasti yang mendokumentasikan catatan perjalanan, meskipun diapdet hanya 1 tahun sekali. Dari seorang gadis yang mencari footprint di hidupnya, hingga sekarang , wanita dengan 2 anak. yang Insya Allah bertambah 1 lagi jundullah.. alhamdulillah, kehamilan ke-3 di usia menginjak 5 bulan.Allah karuniakan Janin yang aktif. sjak 4 bulan awal sudah aktif berinteraksi. Mungkin karena kondisi emosional ibunya yang naik turun, di masa kehamilannya. Semoga bisa asik dan khusus bersama Ummi ya Nak... Ummi yang snagat tempramen, naik turun kondisi kehamilan sambil memebersamai 2 kaka-kakamu yang snagaaat aktif dan cerdas, Masya Allah. 2022 menjadi kondisi yang roller coaster, sejak kehadiran janin diperut , aku sempat vacuum 4 bulanna, tidak muncul dimana-mana. Tapi dunia kan tetap hiruk pikuk, aku bukan Megawati, yang ucapan dan jokesnya bikin geger, jadi dunia tentu ga akan merasa

Sebuah refleksi dari buku : All I need to know is what i learned in Kindegarten- chapter 1

 Bismillah, Buku pada judul yang ku sebut diatas didapatkan sesuai dengan rekomndasi dari Bpk Anies Baswedan pada live tiktok di masa kampanyenya. Aku as the one who take a part in this condition, nurturing a baby, a 7 y.o boy and a 5 y.o daughter been feel so relate.  Apalagi mengingat throw back momen, bahwa saat ta'aruf session di perjalanan menuju lepas lajangku, aku bersedia melepas atribut BUMN dan mau pulang ke akar rumput menjadi guru TPA. Sebuah hal yang tidak mengerti oleh gurunda yang menjadi penyambung aku dan suami di kala itu. Karena aku ingin, anak-anak TPA yang identk dengan sesuatu yang tidak berkelas mendapat akses global society. alhamdulillah, bener saja, harapanku sekarang.. membangun sebuah bisnis untuk anak usia dini.. Oks, back to the topic, let me start Memang menarik, mendidik value pada masa anak-anak sekarang adalah elemental. menjadi bagian untuk ambil peran dari human society Menyiapkan anak-anak kita untuk menjadi pewujud doa setiap hari, mutaqqiina i

Membuat"nya" tetap di koridor syari'at

Bismillah.. Pertanyaan ini diajukan ke murabbi SMP-ku waktu liqo di rumahnya “ustadzah, kenapa ga cepet nikah,?” Waktu itu ustadzah wajahnya pias dan dia menjawab “Untuk ustadzah, menikah itu sama sepert kita membangun peradaban bil, nanti dari rahim ustadzah lahir jundi-jundiyah yang membela agama Allah” , “ustadzah sempet dinasihatin orang tua karena ustadzah nolak bebrapa orang, tap ustadzah ga mau main-main untuk hal ini”dan waktu itu gue ngangguk puas. Jawaban murabbi gue itu emang majleb-jleb.. sejak itu gue  punya frame bahwa pernikahan adalah hal yang sacral.. Sama sakralnya dengan jaln mencapai sana.. :’( Sederhana memang, kata menjaga, tapi semacam ... Bayangkan, ketika harus selalu pura-pura lupa, pura-pura biasa, pura- pura ga denger kata sekitar, dan pura-pura baik-baik saja. Waktu: Menolak halus saat di jemput distasiun dengan mobilnya setelah capek perjalanan 10 jam St Senen- Jogjakarta Menjawab SMS dengan berkali-kali hapus-ketik, mencari kat