Malam yang pualam..
Dan, paman angin selalu saja dingin..
Binatang malam berkalaborasi, dengan melodinya sendiri-sendiri
Sedang,di tepi telaga biru, tampak cermai tersipu, sejenak melirik ke perdu..
perdu yang peka, segera bertanya..
"Lagi-lagi, tentang bulan?"
Cermai tersenyum damai.
Perdu aga sendu mulai lagi memadu kata satu-satu..
"Sayang, ada yang ingin ku katakan, ada baiknya kau mendengarkan, "
kali ini paradi melodi berhenti... sejenak jadi sunyi..
"rasanya tercerai berai..
kalau memang dia ditakdirkan bukan pilihan,
atas waktu yang kau habiskan karna memikirkan,
atas perhatian tanpa balasan..."
"kamu seperti terhengkang di lubang kesiasiaan bukan?
Padahal, ada yang sebenarnya lebih memesona terjaga untuk maghligai-mu, cermai,"
lantas,jika tuhan memang menggariskan bulan dan kau yang pualam sebagi pasangan....
ingat sayang,
bukankah keberkahan yang kau cari di akhirnya?
dan tuhan mengujimu untuk memulai kebaikan itu sejak pertama.
Tidakkah kamu iri dengan kisah Fatimah dan Ali?
yang dari kesucian hubungan, mereka melahirkan generasi menawan seperti Hasain dan Husain?"
Cermai lunglai..
"Loh kenapa diam? terkukung mengingat cahaya darinya?
Sudah-sudah, tidak perlu di fikirkan, Temaram purnama bulan kan dibagi ke siapa saja.
sini-sini aku kasi peluk :p
#Semat-mata untuk ku dulu lalu tulisan ini di tuju
Komentar
Posting Komentar