Beberapa
bulan yang lalu, saya berdiskusi dengan salah seorang senior saya di
Fakultas Teknik UGM, Kak Sabila Nurul Haqi, seorang mahasiswa di Teknik
Industri UGM dan juga sebagai Sekretaris BEM KMFT tentang cara mengatur
waktu di antara banyak kesibukan sebagai mahasiswa dan aktivis. Berikut
hasil diskusi saya yang bisa saya bagi untuk pembaca sekalian, semoga
bermanfaat :)
Kemudian tahap kedua adalah “kenali diri sendiri”. Dengan mengenali diri kita sendiri, kita akan tahu sifat, kekurangan dan kelebihan kita itu apa. Kemudian kita bisa tahu kegiatan apa yang cocok dengan kita, cocok dengan sifat-sifat kita, cocok dengan tujuan-tujuan kita, cocok dengan mimpi-mimpi kita, cocok dengan waktu-waktu luang yang kita punya, cocok dengan kewajiban-kewajiban kita yang lain, dan cocok dengan hal-hal lain tentang diri kita. Kita tidak bisa memaksakan sebuah kegiatan yang pada dasarnya tidak cocok dengan kita karena pada akhirnya kegiatan itu tidak akan kita sukai, kegiatan-kegiatan itu akan bentrok dengan jadwal kita yang lain, dan menyebabkan kita harus mundur di tengah jalan.
Sebagai mahsasiswa itu tidak bisa
hanya berdiam diri saja. Tidak ada artinya seorang mahasiswa kalau hanya
“KUPU-KUPU” yang artinya kuliah-pulang-kuliah-pulang. Seorang mahasiswa itu
harus aktif berkegiatan. Tentunya kegiatan-kegiatan yang positif.
Di UGM ini disediakan begitu banyak
wadah-wadah kegiatan dan organisasi. Dari tingkat universitas hingga tingkat
jurusan. Dengan begitu banyaknya kegiatan yang menggiurkan itu, tentunya
seorang mahasiswa (terutama mahasiswa baru) akan bingung untuk memilih
kegiatan-kegiatan apa yang akan dia ikuti.
Menurut kak Sabila, ada 3 tahap untuk memilih kegiatan yang
akan kita ikuti. Tahap pertama adalah “memilih karena suka”. Jika kita
memilih sebuah kegiatan atau organisasi itu atas dasar suka, maka kita akan terus
ikut dalam kegiatan tersebut walaupun kegiatan itu begitu menyita waktu dan
pikiran. Karena pada dasarnya, sesuatu hal yang dilakukan dengan dasar rasa
suka itu tidak akan menimbulkan kebosanan.
Kemudian tahap kedua adalah “kenali diri sendiri”. Dengan mengenali diri kita sendiri, kita akan tahu sifat, kekurangan dan kelebihan kita itu apa. Kemudian kita bisa tahu kegiatan apa yang cocok dengan kita, cocok dengan sifat-sifat kita, cocok dengan tujuan-tujuan kita, cocok dengan mimpi-mimpi kita, cocok dengan waktu-waktu luang yang kita punya, cocok dengan kewajiban-kewajiban kita yang lain, dan cocok dengan hal-hal lain tentang diri kita. Kita tidak bisa memaksakan sebuah kegiatan yang pada dasarnya tidak cocok dengan kita karena pada akhirnya kegiatan itu tidak akan kita sukai, kegiatan-kegiatan itu akan bentrok dengan jadwal kita yang lain, dan menyebabkan kita harus mundur di tengah jalan.
Tahap ketiga adalah “identifikasi
minat dan kebutuhan kita”. Selain karena suka, dalam memilih sebuah kegiatan
atau organisasi tentu kita harus memperhitungkan masalah kebutuhan. Contohnya,
Anita suka berorganisasi, tapi Anita butuh kegiatan yang bisa mendukungnya
berwirausaha karena dia ingin menjadi
wirausahawan. Anita bisa memilih BEM KMFT di departemen TD atau memilih EEC.
Dalam kehidupan ini,
setip orang diberi waktu yang sama oleh Allah yaitui sehari 24 jam. Tapi dalam
mengatur jadwal kegiatan hariannya setiap orang bisa berbeda-beda. Hal ini
disebabkan setiap orang mempunyai forces,
atention, and priority yang berbeda-beda. Namun walaupun kegiatan-kegiatan
kita berbeda dengano rang lain, dalam setiap kegiatan kita diwajibkan untuk
fokus. Fokus pada kegiatan yang sedang kita jalani pada saat itu. Misalnya saja
jika kita sedang kuliah, kita harus fokus menerima pelajaran dari dosen. Jika
ada sms atau telpon masuk yang berhubungan dengan organisasi lebih baik kita
abaikan dulu. Kemudian jika kita sedang berorganisasi, kita juga tidak boleh
memikirkan tugas-tugas kuliah. Abaikan sejenak.
Dalam kehidupan ini
ada satu hukum yang unik yaitu “kalau sudah cinta, harus ada yang dikorbankan”.
Hukum ini ternyata juga berlaku dalam mengatur jadwal kegiatan. Jika kita
mempunyai begitu banyak agenda yang menyenangkan dalam satu harinya, pasti ada
satu kegiatan yang harus kita korbankan. Misalnya saja mengorbankan waktu tidur
kita. Pengorbanan ini perlu agar semua agenda-agenda kita bisa berjalan dengan
baik.
Saat kita punya
banyak agenda, kegiatan dan organisasi, adakalanya kita merasa jenuh dan bosan.
Di saat seperti itu, menurut kak Sabila, untuk mengatasinya yang pertama adalah
kita tarik nafas. Kita tenangkan pikiran. Kemudian kita lihat lingkungan di
sekeliling kita. Kita lihat orang-orang yang tertawa dan tersenyum dengan
kegiatan masing-masing. Kita lihat pancaran bahagia di wajah mereka. Biasanya
suasana bahagia dan menyenangkan itu akan menular dan akan mempebaiki suasana
jenuh dan bosan di hati kita.
Selain itu, bagi umat
muslim, untuk mengurai rasa jenuh dan bosannya bisa dengan berwudlu dan solat. Menangislah
dalam solat itu dan mengadulah tentang semua kejenuhan, kebosanan, dan semua
rasa lelah kepada Allah. Biasanya setelah itu perasaan akan terasa lebih ringan
dan kita akan siap untuk melanjutkan aktivitas kita yang tertunda.
Tips yang ketiga
adalah dengan menyendiri. Kemudian kita tuliskan semua kejenuhan dan kebosanan
kita. Dari tulisan–tulisan itu kita renungkan kembali tentang tujuan-tujuan dan
motivasi-motivasi kita dalam mengikuti kegiatan kita. Efeknya kita akan
mempunyai fondasi baru dan semangat baru yang lebih kuat yang bisa
menghilangkan semua kebosanan dan kejenuhan.
Kemudian jika kita
merasa lelah, jangan mengeluh. Jangan perlihatkan kelelahan kita di depan orang
lain. Tetaplah tersenyum. Berilah sugesti kepada diri kita bahwa diri kita
baik-baik saja. Bahwa diri kita tidak lelah. Maka insyaallah lelah yan menempel
erat di tubuh kita akan terlupakan dan hilang sedikit demi sedikit.
Untuk mengatasi
pekerjan yang menumpuk dan berakibat dapat mengganggu jadwal kita ada satu tips
yang bisa digunakan. Tips tesebut adalah “kerjakan yang bisa dikerjakan”.
Jangan pernah menunda-nunda pekerjaan. Jika ada pekerjaan yang bisa diselesaikan
saat itu juga, segera selesaikan. Misalnya saja jika kita setelah belajar dan
mengerjakan tugas segera kita merapikan buku-buku dan alat tulis. Jangan
menunggu buku dan alat tulis tesebut menumpuk atau berserakan di mana-mana.
Contoh lain misalnya adalah di waktu kita sedang menonton tv kita bisa
mengerjakan pekerjaan lain seperti melipat baju.
Sepintar-pintarnya
kita mengatur jadwal, ada kalanya dua kegiatan saling bertumbukan. Dengan
keadaan seperti itu salah satunya harus ada yang kita pilih dan sisanya harus
kita korbankan. Jika kita dihadapkan pada keadaan seperti itu, menurut kak
Sabil ada beberapa hal yang harus kita pertimbangkan dalam memilih satu di
antara kegiatan-kegiatan tersebut. Yang pertama adalah pertimbangkan tentang
kadar surga dan kebaikan yang paling banyak di antara kegiatan-kegiatan
tersebut. Kemudiah yang kedua adalah pertimbangkan tentang keburukan yang akan
terjadi jika kita meninggalkan kegiatan tersebut.
sumber: http://merangkai-kata.blogspot.com/2013/01/cara-mengatur-waktu.html
terimakasih adik cantik untuk rangkumannya sang penutur juga butuh diingatkan terus..
Komentar
Posting Komentar