Langsung ke konten utama

[H+17] Maafkan aku yang belum bisa sesempurna Abi memperlakukan Ummi

Abi...

Semoga sehat selalu..
Semoga Allah senantiasa menguatkan Abi dengan apa yang Abi temui disana..

Bi,
maafkan, di usiaku yang 32 minggu dalam perut Ummi,
belum bisa sesempurna Abi memperlakukan Ummi selama ini,

Sungguh, Bi..
Aku sudah simak baik-baik pesan Abi di airport 17 hari yang lalu.
Pesan yang memang sering Abi ulang-ulang setiap saat,
 sambil bisik-bisik di perut Ummi  setelah selsai solat,
setelah baca ma'tsurat,

 " Adek, baik-baik ya di perut..
jangan nakal,
tolong jagain Ummi
Kalo melahirkan jangan sakit-sakit ya.."

Sungguh Bi,
Aku berikhtiar semaksimal mungkin menjalankan tugas dari Abi
terutama dalam membersamai Ummi..
Sunggu, Bi..






aku sudah sering bergerak aktif, aku renggangkan tangan, memanjangkan kaki,
mengikuti gerakan sujud atau rukunya Ummi dari dalam perut,
 supaya Ummi ingat, kalo Ummi tidak sendirian,
ada aku yang nemenin kemanapun Ummi pergi,
ada aku..
 :)

Bi, kadang Aku fikirr...
Tidak cukupkah kehadiran aku menemani Ummi?

 Karena sekalipun aku berupaya,
 belum juga mengurangi kadar air mata, Ummi,

Aku selalu menyimak doa dalamnya Ummi yang dihadiri air mata,
yang penuh  tentang Abi, tentang Aku,
tentang keluarga kita kelak nanti..

Pernah teman sekantor Ummi ga sengaja melihat  air mata Ummi di pojok mushalla saat Dhuha,
katanya saat itu,
"Sabar Sabil, kasihan adiknya, "

Abi.....
padahal aku betul-betul tahu,
Ummi menangis bukan karena tidak lapang,
Bukan karena  tertekan atau merutuk takdir ats tidak didampingi Abi disaat-saat kehamilan,

Tidak ada rasa ditinggal dan disia-siakan,
Karena Ummi sangat bangga,
bangga atas Abi,


Tangis Ummi sebuah ekspresi syukur dengan ketetapan takdir yang telah Allah beri.
kemudian sedikit perasaan bersalah karena belum bisa memenuhi janji, membersamai Abi merealisikan visi..


Bi,
maafkan, di usiaku yang 32 minggu dalam perut Ummi,
belum bisa sesempurna Abi memperlakukan Ummi selama ini,

Aku belum bisa buatkan Ummi segelas susu coklat,
 belum bisa memeluk  ummi hangat,
belum bisa memakaikan kaos kaki,
memotong kuku,
menyupiri mobil

 semoga Allah kuatkan Abi di bumi sana,
In sya Allah, kita lekas bertemu ya, Bi..
Kami sudah rindu dengan solat jamaah yang diimami Abi

In syaa Allah kita ketemu lagi ya, Bi..
Dengan kondisi yg lebih baik..




Yogyakarta, 5 Oktober 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2023

 Bismillahirrahmanirrahim.. 2023, Alhamdulillah , sampai juga di tahun ini. Blog ini kujadikan sebagia salah satu prasasti yang mendokumentasikan catatan perjalanan, meskipun diapdet hanya 1 tahun sekali. Dari seorang gadis yang mencari footprint di hidupnya, hingga sekarang , wanita dengan 2 anak. yang Insya Allah bertambah 1 lagi jundullah.. alhamdulillah, kehamilan ke-3 di usia menginjak 5 bulan.Allah karuniakan Janin yang aktif. sjak 4 bulan awal sudah aktif berinteraksi. Mungkin karena kondisi emosional ibunya yang naik turun, di masa kehamilannya. Semoga bisa asik dan khusus bersama Ummi ya Nak... Ummi yang snagat tempramen, naik turun kondisi kehamilan sambil memebersamai 2 kaka-kakamu yang snagaaat aktif dan cerdas, Masya Allah. 2022 menjadi kondisi yang roller coaster, sejak kehadiran janin diperut , aku sempat vacuum 4 bulanna, tidak muncul dimana-mana. Tapi dunia kan tetap hiruk pikuk, aku bukan Megawati, yang ucapan dan jokesnya bikin geger, jadi dunia tentu ga akan merasa

Sebuah refleksi dari buku : All I need to know is what i learned in Kindegarten- chapter 1

 Bismillah, Buku pada judul yang ku sebut diatas didapatkan sesuai dengan rekomndasi dari Bpk Anies Baswedan pada live tiktok di masa kampanyenya. Aku as the one who take a part in this condition, nurturing a baby, a 7 y.o boy and a 5 y.o daughter been feel so relate.  Apalagi mengingat throw back momen, bahwa saat ta'aruf session di perjalanan menuju lepas lajangku, aku bersedia melepas atribut BUMN dan mau pulang ke akar rumput menjadi guru TPA. Sebuah hal yang tidak mengerti oleh gurunda yang menjadi penyambung aku dan suami di kala itu. Karena aku ingin, anak-anak TPA yang identk dengan sesuatu yang tidak berkelas mendapat akses global society. alhamdulillah, bener saja, harapanku sekarang.. membangun sebuah bisnis untuk anak usia dini.. Oks, back to the topic, let me start Memang menarik, mendidik value pada masa anak-anak sekarang adalah elemental. menjadi bagian untuk ambil peran dari human society Menyiapkan anak-anak kita untuk menjadi pewujud doa setiap hari, mutaqqiina i

Membuat"nya" tetap di koridor syari'at

Bismillah.. Pertanyaan ini diajukan ke murabbi SMP-ku waktu liqo di rumahnya “ustadzah, kenapa ga cepet nikah,?” Waktu itu ustadzah wajahnya pias dan dia menjawab “Untuk ustadzah, menikah itu sama sepert kita membangun peradaban bil, nanti dari rahim ustadzah lahir jundi-jundiyah yang membela agama Allah” , “ustadzah sempet dinasihatin orang tua karena ustadzah nolak bebrapa orang, tap ustadzah ga mau main-main untuk hal ini”dan waktu itu gue ngangguk puas. Jawaban murabbi gue itu emang majleb-jleb.. sejak itu gue  punya frame bahwa pernikahan adalah hal yang sacral.. Sama sakralnya dengan jaln mencapai sana.. :’( Sederhana memang, kata menjaga, tapi semacam ... Bayangkan, ketika harus selalu pura-pura lupa, pura-pura biasa, pura- pura ga denger kata sekitar, dan pura-pura baik-baik saja. Waktu: Menolak halus saat di jemput distasiun dengan mobilnya setelah capek perjalanan 10 jam St Senen- Jogjakarta Menjawab SMS dengan berkali-kali hapus-ketik, mencari kat