Langsung ke konten utama

[H+21] tentang kisah keluarga kita kan, Bi?

Bismillah..


Abi.. hari ini Ummi ngajak aku terbang jauuh..
Ke Medaaan dan sempat transit di Batam..
Ini pertama kali aku bs ngerasain flight jauuh ke luar jawaa..
Biasanya kalo sama Abi, kita bolak-balik Jakarta Jogja buat nengok Eyang d Bekasi dan Jakarta..

Awalnya aku deg-deg an, mungkin Ummi pun sama, beberapa Jam sebelum berangkat, Ummi mual2.
Tapi alhamdulillahnya, sambil packing dan menyimak Al-Ma'tsurat, Aku dan Ummi jadi lebih tenaaang :)

Aku bersyukur, Bi..
Berkesempatan membersamai Ummi utk ikut training sertifikasi jauuh...
Biar bs belajar juga kaya Abi,


Kehadiran aku untuk Ummi bukan untuk memberatkan,
Bukan seprti bayangan kecemasan temen2 kantornya Ummi..
Aku disini melaksanakan titah Abi ko.
Menjaga Ummi baik2.

Selama perjalanan pun aku ga bikin Ummi repot atau gelisah,
Paling hanya sedikit nendang, hehe..
Cuma ngingetin Ummi kalo di perutnya ada aku yg tumbuh bahagia diajak semangat mencintai ilmu sejak dalam kandungan..

Bi, ngomong-ngomong, awannya lembut dan langitnya biru,
Kalo sebelumnya, terakhir Abi ngajak aku ke Pantai, melihat begitu hebat Allah menciptakan laut yang dalamdengan ombak dan mengizinkan perahu berlyar diatasnya.
Kali ini aku sejajar Awaaaaan, masya Allah..
Abi, sempurna Allah menciptakan itu semua :')

Bi...
Kalo langit yang tinggi dan laut yg dalam sudah Allah tetapkan,
Apalagi tentang kisah keluarga kita kan, Bi?
Pasti ini sudah jalan takdir yg Allah buat atas kisah juang Ummi dan Abi..
Tapi kenapa sih, meski aku tau Ummi lapang menerima takdir, tetep aja Ummi gampang nangis termaauk waktu doa safar selama perjalanan tadi..
Terutama bagian mendoakan aku dan Abi.

Bi, aku mau landing di Medaaan...
Sudah mau sampai ke Bandara Kuala namu yg kata temen Ummi, bandara paling besar d Indonesiaaa...


Pokoknya saling mendoakan terus ya, Bi..
Aku sayang Abi, karena Allah


Langit Kualanamu,
9 Oktober 2016
Di Usianya yg 32 minggu 4 hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2023

 Bismillahirrahmanirrahim.. 2023, Alhamdulillah , sampai juga di tahun ini. Blog ini kujadikan sebagia salah satu prasasti yang mendokumentasikan catatan perjalanan, meskipun diapdet hanya 1 tahun sekali. Dari seorang gadis yang mencari footprint di hidupnya, hingga sekarang , wanita dengan 2 anak. yang Insya Allah bertambah 1 lagi jundullah.. alhamdulillah, kehamilan ke-3 di usia menginjak 5 bulan.Allah karuniakan Janin yang aktif. sjak 4 bulan awal sudah aktif berinteraksi. Mungkin karena kondisi emosional ibunya yang naik turun, di masa kehamilannya. Semoga bisa asik dan khusus bersama Ummi ya Nak... Ummi yang snagat tempramen, naik turun kondisi kehamilan sambil memebersamai 2 kaka-kakamu yang snagaaat aktif dan cerdas, Masya Allah. 2022 menjadi kondisi yang roller coaster, sejak kehadiran janin diperut , aku sempat vacuum 4 bulanna, tidak muncul dimana-mana. Tapi dunia kan tetap hiruk pikuk, aku bukan Megawati, yang ucapan dan jokesnya bikin geger, jadi dunia tentu ga akan merasa

Sebuah refleksi dari buku : All I need to know is what i learned in Kindegarten- chapter 1

 Bismillah, Buku pada judul yang ku sebut diatas didapatkan sesuai dengan rekomndasi dari Bpk Anies Baswedan pada live tiktok di masa kampanyenya. Aku as the one who take a part in this condition, nurturing a baby, a 7 y.o boy and a 5 y.o daughter been feel so relate.  Apalagi mengingat throw back momen, bahwa saat ta'aruf session di perjalanan menuju lepas lajangku, aku bersedia melepas atribut BUMN dan mau pulang ke akar rumput menjadi guru TPA. Sebuah hal yang tidak mengerti oleh gurunda yang menjadi penyambung aku dan suami di kala itu. Karena aku ingin, anak-anak TPA yang identk dengan sesuatu yang tidak berkelas mendapat akses global society. alhamdulillah, bener saja, harapanku sekarang.. membangun sebuah bisnis untuk anak usia dini.. Oks, back to the topic, let me start Memang menarik, mendidik value pada masa anak-anak sekarang adalah elemental. menjadi bagian untuk ambil peran dari human society Menyiapkan anak-anak kita untuk menjadi pewujud doa setiap hari, mutaqqiina i

Membuat"nya" tetap di koridor syari'at

Bismillah.. Pertanyaan ini diajukan ke murabbi SMP-ku waktu liqo di rumahnya “ustadzah, kenapa ga cepet nikah,?” Waktu itu ustadzah wajahnya pias dan dia menjawab “Untuk ustadzah, menikah itu sama sepert kita membangun peradaban bil, nanti dari rahim ustadzah lahir jundi-jundiyah yang membela agama Allah” , “ustadzah sempet dinasihatin orang tua karena ustadzah nolak bebrapa orang, tap ustadzah ga mau main-main untuk hal ini”dan waktu itu gue ngangguk puas. Jawaban murabbi gue itu emang majleb-jleb.. sejak itu gue  punya frame bahwa pernikahan adalah hal yang sacral.. Sama sakralnya dengan jaln mencapai sana.. :’( Sederhana memang, kata menjaga, tapi semacam ... Bayangkan, ketika harus selalu pura-pura lupa, pura-pura biasa, pura- pura ga denger kata sekitar, dan pura-pura baik-baik saja. Waktu: Menolak halus saat di jemput distasiun dengan mobilnya setelah capek perjalanan 10 jam St Senen- Jogjakarta Menjawab SMS dengan berkali-kali hapus-ketik, mencari kat