Langsung ke konten utama

Episode: Naik Sepeda

 Bismillah, 


Untuk mencapai perkembangan motorik Nuruz, aku putuskan untuk membelikan Nuruz sepeda. Iya, supaya ada excersice dan kegiatan untuknya. Aku memilih menyegerakan beli mumpung di Bekasi tempat Mbahnya, ada pula Om dan Tante yang sedang liburan akhir tahun, jadi bacannya ga gecol kan buat ngajarin.

Sehari setelah ku order online, alhamdulillah, sampai esok siang. Nuruz seneng banget, meskipun aku minta ke penjualnya untuk tidak memasang roda 4nya, supaya komitmen bersama Nuruz untuk belajar sepeda roda dua terjaga. 

Sekali - dua kali, badanku menjaga Nuruz untuk bisa make sepeda, ya tentu postur bungkuk itu meletihkan. Satu tangan di setang, satu lagi di jok nya. Fix- gecol banget. aku jompo jadi ibu-ibu.

Then Omnya bantuin pulang solat dari masjid, alhamdulillah mau jagain, tapi karena ada kuliah hanya berlangsung 2 puteran. 

Selanjutnya Nuruz muter-muter sendiri tanpa Maknya. ya gapapa lah, Alhamdulillah jadi ga bingung ngasi dia kegiatan apa khan.

Ternyata, sorenya Nuruz teriak " Umii.. Nuruz udah bisa.." aku keluar rumah dan melihat dia , ya masih belum seimbang, tapi lumayan lah..

Setiap saat, Nuruz terlihat tidak mau lepas dari speedanya, di rumahpun dibuat lapan, kursi dan meja ruang tamu dipinggirkan demi membuat Nuruz puas main sepeda d rumah.


Esok sore, kuperhatikan Nuruz semakin lancar bersepeda. Alhamdulillah, belajar mandiri . kuingat-ingat, sepertinya dulu aku belajar sepeda membutuhkan waktu semingguan untuk bolak balik lapangan, diajarin Abi. 

Ah Mungkin karena Nuruz sebelumnya menggunakan balance bike yang kusewakan ya, jadi keseimbangan dan keberaniannya lebih baik.

terimkasih ya Allah, aku membatin.

Kuperhatikan Nuruz bersepeda, melintas Abi dibelakang.. sambil gendong Ayyasha, cucunya yang ke-3.

Pikiranku berkelebat, ya Allah, been to fast... masih jels diingatan 20 tahun yang lalu Abi yang mengajariku naik sepeda, sekarang Nuruz sudah lancar. 

Iya, aku salah, bukan karena balance bike Nuruz bisa cepat bersepeda, tapi karena izin-Mu.

Yang menjadikanku manusia yang tumbuh dan  juga menumbuhkan manusia baru yang sekarang ku dampingi.

Semoga aku semakin kuat memetik hikmah ya Allah, cepat belajar dan menunduk sebagai hamba



Oh ya, In sya Allah aku coba luangkan mereview sepeda yang dibeli.. in sya Allah worthyyyy..

Bekasi, Desember 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2023

 Bismillahirrahmanirrahim.. 2023, Alhamdulillah , sampai juga di tahun ini. Blog ini kujadikan sebagia salah satu prasasti yang mendokumentasikan catatan perjalanan, meskipun diapdet hanya 1 tahun sekali. Dari seorang gadis yang mencari footprint di hidupnya, hingga sekarang , wanita dengan 2 anak. yang Insya Allah bertambah 1 lagi jundullah.. alhamdulillah, kehamilan ke-3 di usia menginjak 5 bulan.Allah karuniakan Janin yang aktif. sjak 4 bulan awal sudah aktif berinteraksi. Mungkin karena kondisi emosional ibunya yang naik turun, di masa kehamilannya. Semoga bisa asik dan khusus bersama Ummi ya Nak... Ummi yang snagat tempramen, naik turun kondisi kehamilan sambil memebersamai 2 kaka-kakamu yang snagaaat aktif dan cerdas, Masya Allah. 2022 menjadi kondisi yang roller coaster, sejak kehadiran janin diperut , aku sempat vacuum 4 bulanna, tidak muncul dimana-mana. Tapi dunia kan tetap hiruk pikuk, aku bukan Megawati, yang ucapan dan jokesnya bikin geger, jadi dunia tentu ga akan merasa

Sebuah refleksi dari buku : All I need to know is what i learned in Kindegarten- chapter 1

 Bismillah, Buku pada judul yang ku sebut diatas didapatkan sesuai dengan rekomndasi dari Bpk Anies Baswedan pada live tiktok di masa kampanyenya. Aku as the one who take a part in this condition, nurturing a baby, a 7 y.o boy and a 5 y.o daughter been feel so relate.  Apalagi mengingat throw back momen, bahwa saat ta'aruf session di perjalanan menuju lepas lajangku, aku bersedia melepas atribut BUMN dan mau pulang ke akar rumput menjadi guru TPA. Sebuah hal yang tidak mengerti oleh gurunda yang menjadi penyambung aku dan suami di kala itu. Karena aku ingin, anak-anak TPA yang identk dengan sesuatu yang tidak berkelas mendapat akses global society. alhamdulillah, bener saja, harapanku sekarang.. membangun sebuah bisnis untuk anak usia dini.. Oks, back to the topic, let me start Memang menarik, mendidik value pada masa anak-anak sekarang adalah elemental. menjadi bagian untuk ambil peran dari human society Menyiapkan anak-anak kita untuk menjadi pewujud doa setiap hari, mutaqqiina i

Membuat"nya" tetap di koridor syari'at

Bismillah.. Pertanyaan ini diajukan ke murabbi SMP-ku waktu liqo di rumahnya “ustadzah, kenapa ga cepet nikah,?” Waktu itu ustadzah wajahnya pias dan dia menjawab “Untuk ustadzah, menikah itu sama sepert kita membangun peradaban bil, nanti dari rahim ustadzah lahir jundi-jundiyah yang membela agama Allah” , “ustadzah sempet dinasihatin orang tua karena ustadzah nolak bebrapa orang, tap ustadzah ga mau main-main untuk hal ini”dan waktu itu gue ngangguk puas. Jawaban murabbi gue itu emang majleb-jleb.. sejak itu gue  punya frame bahwa pernikahan adalah hal yang sacral.. Sama sakralnya dengan jaln mencapai sana.. :’( Sederhana memang, kata menjaga, tapi semacam ... Bayangkan, ketika harus selalu pura-pura lupa, pura-pura biasa, pura- pura ga denger kata sekitar, dan pura-pura baik-baik saja. Waktu: Menolak halus saat di jemput distasiun dengan mobilnya setelah capek perjalanan 10 jam St Senen- Jogjakarta Menjawab SMS dengan berkali-kali hapus-ketik, mencari kat