Langsung ke konten utama

Sudahkah kita berkepribadian Khadijah, saat mengharap sosok Muhammad?

Bismillahhh...


Sudah sering, Hadist Riwayat Bukhari ini kita dengar,
Nabi saw sedang bercengkrama di depan rumah mereka. Tiba-tiba melintaslah seorang perempuan tua. Nabi saw segera mempersilahkan perempuan tua itu masuk rumah, digelarnya sorban sebagai alas duduknya. Keduanya lalu bercakap-cakap. Saat perempuan tua itu berlalu, Aisyah menanyakan perihal tamu yang terlihat sangat istimewa dimata nabi.
“Perempuan tua itu mengingatkanku pada Khadijah, saat dia masih hidup, perempuan itu sering datang kerumahnya, dan Khadijah selalu menyambutnya dengan penuh rasa hormat. Aku menghormatinya sebagaimana Khadijah dulu melakukannya.”cerita Nabi Muhammad saw.
Aisyah sepertinya cemburu mendengar penuturan itu, seperti wanita normal lainnya, hingga tak sadar ia berkata,” Masih saja menyebut-sebut perempuan yang sudah mati itu. Bukankah sekarang telah ada perempuan pengganti yang lebih baik dari dirinya?”
Mendengar perkataan istrinya, Aisyiah, Nabi saw nampak memerah raut wajahnya, seperti saat menerima titah Illahiyah  atau sedang marah besar. Namun jelas sekali kali ini nampak beliau sedang marah.
“Aisyiah perlu kau tahu, Allah tidak akan mendatangkan pengganti sebaik atau lebih baik dari Khadijah! Tidak akan lagi ada perempuan seperti dia!”, kata Nabi Muhammad saw sambil menghadapkan wajahnya pada Aisyiah.

Pembaca yang budiman, adakah setiap wanita yang tidak ingin diperlakukan suaminya seperti Khadijah oleh Nabi?
Yang masih sang Rasul  jujur merindu ke istri baru, meski kehadiran istri lamanya sudah tidak ada.
Pembaca budiman, adakah setiap wanita yang tidak ingin memiliki suami seperti Muhammad yang terpuji?
Yang masih, sang suami penghargaan tetap ada meski jasad istrinya tidak disampingnya.
Pembaca budiman,
Adakah perempuan zaman sekarang tidak berharap diteriakan lantang tentang tingginya rasa cinta, seperti apa cara Rasul?
Adakah?
Sungguh menjadi nomer satu, yang disayang dan diperhatikan, dimuliakan, dicintai meski tanpa kehadiran, diingat keberadaan sosoknya, merupakan harap semua perempuan didunia..

Pembaca budiman, sebenarnya cerita diatas belum usai, tutur Nabi ke Aisyah belum selesai.
...Ia telah terjaga akan kenabianku ketika orang lain terlelap berselimut jahiliyah, ia juga selalu membenarkan ucapanku saat yang lain menganggapnya sebagai bualan, Ia bahkan tak segan memberikan seluruh hartanya padaku dengan ikhlas saat orang lain menyembunyikan tangan, dan darinya Allah memberiku keturunan ketika dari istriku yang lain tidak. Kau perlu tahu semua itu, Aisyah!.
Disinilah, pesan yang Nabi sampaikan untuk Aisyah ada.
Bukan hanya untuk Aisyah, 
Untuk kita semua lebih tepatnya.
Sudahkah kita menjadi istri yang senantiasa terjaga saat suami membutuhkan?
Sudahkah kita sebagai partner yang mendukung, support dan membela saat tidak ada yang mempercayainya?
Sudahkah kita siap memberi semuanya penuh lapang saat suami butuh dukungan?

Sudahkah kita berkepribadian Khadijah, saat mengharap didampingi sosok Muhammad?

Pantaslah berperingai Nabi, karena kepribadian Khadijah adalah seseorang yang sangat mempengaruhi perjalanan kehidupan beliau, setitik cahaya terang diantara pekatnya malam nan gelap. Nabi merasa waktu boleh berlalu, yang hilang tak kembali dapat pengganti, namun Khadijah tetap ada dihati beliau karena kemuliaan hatinya dan cinta selalu tertancap dengan tepat didadanya.



*Mata Hari
Dibuat saat refleksi menghitung mundur pekan kehilangan kehadiran suami-untuk berangkat juang belajar di tempat-beda 6 putaran jarum pendek jam,
Maaf ya Mas, diatas ketidakmampuan berangkat menemani ikhtiar persiapanmu menjadi pemimpin ummat, belum juga aku bisa lapang, ditinggal saat mengandung pejuang kita yang akan menjadi ulama masa datang
Maaf ya, Mas.. Prosesku masih panjang menjadi Khadijah

 Source

http://www.ummi-online.com/cinta-tanpa-batas--dari-sang-nabi--pada-khadijah.html




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah refleksi dari buku : All I need to know is what i learned in Kindegarten- chapter 1

 Bismillah, Buku pada judul yang ku sebut diatas didapatkan sesuai dengan rekomndasi dari Bpk Anies Baswedan pada live tiktok di masa kampanyenya. Aku as the one who take a part in this condition, nurturing a baby, a 7 y.o boy and a 5 y.o daughter been feel so relate.  Apalagi mengingat throw back momen, bahwa saat ta'aruf session di perjalanan menuju lepas lajangku, aku bersedia melepas atribut BUMN dan mau pulang ke akar rumput menjadi guru TPA. Sebuah hal yang tidak mengerti oleh gurunda yang menjadi penyambung aku dan suami di kala itu. Karena aku ingin, anak-anak TPA yang identk dengan sesuatu yang tidak berkelas mendapat akses global society. alhamdulillah, bener saja, harapanku sekarang.. membangun sebuah bisnis untuk anak usia dini.. Oks, back to the topic, let me start Memang menarik, mendidik value pada masa anak-anak sekarang adalah elemental. menjadi bagian untuk ambil peran dari human society Menyiapkan anak-anak kita untuk menjadi pewujud doa setiap hari, mutaqqi...

Teknisi IndiHome dan Seharian main game

 Bismillah Seharina full di luar, sampe battrei about to die. Dari ngurus BPJS TK, kantor polisi dan Bank. Nitip 3 anak ke ART dan Ipar tetangga.  Ya, ART nya megang sibocil 1 tahun. 2 Kakak nya main sebentar dan abis itu nge game sampe cape.  Dari jam 10 pagi sd jam 12siang. Astagfirullah. Pulang-pulang, w diemin. literally. ya kan mereka ga bisa menej diri. Padahal w udah bilang maksimal ada jamnya. Pada sore hari, datanglah 2 teknisi IndiHome. Yang satu lebih senior paruh baya, ditemani oleh yang lebih muda ya mungkin usia 20an. Sebagai orang yang senang basa-basi, setelah beberes, aku jamu mereka dengan yang ada di rumah.  DIatas meja makan, sambil menghabisi nata decoco di gelas mereka, ceritah tentang tanggung jawab yang mereka emban. Bersama dengan anak2 di kursi masing-masing, Ternyata mereka bekerja shift sore sd jam 1 malam dengan tanggung jawab penyelesaian tiket gangguan maksimal 24 jam dengan garansi layanan maksimal 3 bulan, target mengelola setelah ada...

If it was easy, every one will do it

 Bismillah.. Finally i have a better motivation to my daily life this morning from reels. about a PhD mom who get scholarship and do as a house wife masya Allah. before i failed for the 3rd time to get scholarship from LPDP, mainwhile another friend show on their social media about their achievment pass that apportunity even they are a career woman. more over there is anbother get the PhD masya ALlah. however, it is because i have not ready yet for the condition :D beside in my condition of the lowest poin there is another frien who is asking for making a project for orphanage. masya ALlah i wish this gonna be my legacy to after life in sya Allah.. Mata hari