Langsung ke konten utama

Memoar di tanah nabi #1


Bismillahirrahmanirrahim..


Rindu makkah :’(
Bener2 rindu..
Inget beberapa tahun lalu,
Perjalanan Indonesia, transit dubai lanjut ke madinnah.
Masya Allah, belasan jam dalam pesawat, memulai perjalan suci dengan merasa kerdil. Terbang diatas menyimak kuasaNya dalam hamparan alam. Dataran terlihat  hijau, kuning, coklat dari balik awan..
KAmu tau, rasa memuncah kala itu untuk menginjak negeri para nabi bisa menghapus lapar dari beberapa jam lebih panjang berpuasa karena selalu berjumpa matahari.
Kamu tau, betapa kalimat, labbaikallah humma labaik, labaikallah syarikalabaik terasa begitu syahdu, sungguh begitu syahdu, syahdu karena rindu
Pilot arab itu mengantarkan pesawat kami  saat sampai di bandara king abdul aziz.
King Abdul Aziz padat saat itu, kami disambut dan diarhkan ke bagian akhwat oleh Askar berbusana  hitam-hitam bercadar. Diindonesia, cukup ganjil melihat segerombolan wanita berbusana besar dan menggunakn cadar kecuali kalo kamu mengikuti pengajian salaf atau berinteraksi di wilayah kampus seperti LIPIA. Negeri arab memang bikin iri, wanita bercadar bisa bebas melakukan Penjagaan untuk dirinya,
 tahu tidak, Mereka bercadar karena bisa mendefinisikan kata pemuliaan terhadapharga diri. Aku bersumpah, mereka cantik. Ya,, cantik sekali. Mungkin ini karunia Allah yang diberian kepada keturunan arab.
Sejak melihat sahaja cadar mereka, sampe sekarang memotivasilku untuk ikut menggunakan cadar.. Entah kapan, insya Allah menunggu waktunya..
Askar askar itu bicara bahasa arab  dicampur bahasa tubuh yang sedikit-sedikit aku mngerti bahwa mereka memberi obat. Kata umi itu obat penunda haidh. Ah iya, luput untuk kami yang tidak mempersipakan,  bagaimana ceritanya delapan hari special tapi tertahan karena tamu bulanan?
Selesai masalah administrasi dan paspor, kami naik bis menuju madinah..
Jeddah dingin malam itu.. banyak gunung batu..bintang seperti segan tampil. Tapi bulan tetap terang.. rumah-rumah kubus jendela persegi terlihat jarang. Tapi lampu dari sana terasa hangat. Ya belakangan aku tau bahwa kehangatan penduduk arab terlihat  dalam memuliakan tamu  ..
Perjalanan itu masih ditemani pasir, angin, jalan aspal tanpa pohon, caravan-caravan putih, bisik bisik penumpang lain. Aku sempat ngucapin desah“ Bi, beda banget sama Indonesia ya. Disini jarang ada pohon” abi senyum. Dan aku kembali menikmati jalan lengang  hingga sampai hotel temmpat istirahat yang jaraknya  lima menit saja dari masjid Nabawi..

 
*Sudais, juz 28 dan air mata *

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah refleksi dari buku : All I need to know is what i learned in Kindegarten- chapter 1

 Bismillah, Buku pada judul yang ku sebut diatas didapatkan sesuai dengan rekomndasi dari Bpk Anies Baswedan pada live tiktok di masa kampanyenya. Aku as the one who take a part in this condition, nurturing a baby, a 7 y.o boy and a 5 y.o daughter been feel so relate.  Apalagi mengingat throw back momen, bahwa saat ta'aruf session di perjalanan menuju lepas lajangku, aku bersedia melepas atribut BUMN dan mau pulang ke akar rumput menjadi guru TPA. Sebuah hal yang tidak mengerti oleh gurunda yang menjadi penyambung aku dan suami di kala itu. Karena aku ingin, anak-anak TPA yang identk dengan sesuatu yang tidak berkelas mendapat akses global society. alhamdulillah, bener saja, harapanku sekarang.. membangun sebuah bisnis untuk anak usia dini.. Oks, back to the topic, let me start Memang menarik, mendidik value pada masa anak-anak sekarang adalah elemental. menjadi bagian untuk ambil peran dari human society Menyiapkan anak-anak kita untuk menjadi pewujud doa setiap hari, mutaqqi...

Teknisi IndiHome dan Seharian main game

 Bismillah Seharina full di luar, sampe battrei about to die. Dari ngurus BPJS TK, kantor polisi dan Bank. Nitip 3 anak ke ART dan Ipar tetangga.  Ya, ART nya megang sibocil 1 tahun. 2 Kakak nya main sebentar dan abis itu nge game sampe cape.  Dari jam 10 pagi sd jam 12siang. Astagfirullah. Pulang-pulang, w diemin. literally. ya kan mereka ga bisa menej diri. Padahal w udah bilang maksimal ada jamnya. Pada sore hari, datanglah 2 teknisi IndiHome. Yang satu lebih senior paruh baya, ditemani oleh yang lebih muda ya mungkin usia 20an. Sebagai orang yang senang basa-basi, setelah beberes, aku jamu mereka dengan yang ada di rumah.  DIatas meja makan, sambil menghabisi nata decoco di gelas mereka, ceritah tentang tanggung jawab yang mereka emban. Bersama dengan anak2 di kursi masing-masing, Ternyata mereka bekerja shift sore sd jam 1 malam dengan tanggung jawab penyelesaian tiket gangguan maksimal 24 jam dengan garansi layanan maksimal 3 bulan, target mengelola setelah ada...

If it was easy, every one will do it

 Bismillah.. Finally i have a better motivation to my daily life this morning from reels. about a PhD mom who get scholarship and do as a house wife masya Allah. before i failed for the 3rd time to get scholarship from LPDP, mainwhile another friend show on their social media about their achievment pass that apportunity even they are a career woman. more over there is anbother get the PhD masya ALlah. however, it is because i have not ready yet for the condition :D beside in my condition of the lowest poin there is another frien who is asking for making a project for orphanage. masya ALlah i wish this gonna be my legacy to after life in sya Allah.. Mata hari