Langsung ke konten utama

Refleksi kisah ka'ab bin malik

Bismilllahirrhamirrahim..
Berangkat dari membacaa buku:
"Yang Berjatuhan Di Jalan Da'wah"
Ini tidak rumit, sungguh, saya tidak akan menyangkutkan ini seperti kebanyakan penulis lain sampaikan.
Asosiasi kisah Kaab bin malik di Perang Tabuk, acap kali dikaitkan dengan cerita dawah dan disandingkan bagi mereka-mereka yang tidak berperan aktif .
Keburukan yang Ka'ab bin malik bersama dengan Murarah ibnu Ar rabi, dan Hilal bin Umayah, diberikan ganjaran dengan dibuatnya terasa terasing, tidak ada tegur sapa, tidak ada salam, tidak ada ramah tamah. Sehingga dunia terasa sempit. Dan hukuman itu, Allah langsung yang memberikan. Selama 50 hari saudaraku.... bahkan, istrinya tidak diperkenankan untuk mendekati. Subhanallah...

Sebenarnya apa yang Allah lihat dalam ka'ab bin malik sampai tidak ada gratifikasi atasnya dengan pengampunan di awal?

Pembaca yang baik, mari kita lihat adakah sisi dari kita  tereplikasi dari pribadi  Ka'ab? Dengan tidak mengurangi banyak hal positif dari apa yang Ka'ab miliki...

1. Personal Branding yang positif. "tidak ada apapun yang ada di Ka'ab selain kebaikan. " statement sahabat, ketika ditanya tentang ketidakhadiran Ka'ab. Mereka sampai takut-takut menyimpulkan bahwa Saudaranya, benar-benar tidak hadir
2. Kejujuran saat ditanya. Meskipun pahit, Ka'ab bicara apa adanya kepada Rosul. ini jawab dia:
“Yaa Rasulullah, demi Allah seandainya saya duduk di hadapan penduduk bumi ini selain engkau pasti saya akan beralasan agar selamat dari kemarahannya karena saya orang yang pandai berdebat. Tetapi demi Allah, seandainya saya berdusta pada hari ini sehingga engkau ridha, pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membuat engkau marah kepada saya. Namun seandainya saya jujur niscaya engkau akan marah pada saya, tetapi saya tetap mengharapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memberikan akibat yang baik. Demi Allah, saya tidak mempunyai udzur. Demi Allah tidaklah sebelumnya saya lebih kuat dan mampu dari pada ketika saya tidak ikut berperang bersama engkau"
3. Bertahan meskipun dalam kondisi yang tertekan. Disaat tawaran untuk membelot dari seorang raja, Raja Ghassan itu datang, apalagi dalam kondisi ia dikucilkan. Ka'ab tetap memiliki pendirian.
Di dalam suranya, Raja Ghassan memberikan penawaran untuk menerim Ka'ab sebagia bagian dan akan diberikan pertolongan. Ka'ab membakar surat itu dengan api.
4. Ka'ab muda dan berani berbeda. Cerita ka'ab lebih banyak terdengar dari pada dua sahabat lain tentang hukuman pengasingan ini. Karena hanya Ka'ab yang berani keluar dan merasakan keterasingan secara nyata di pasar, di jalan, di rumah saudaranya yang begitu dekat dan ia sayang.



Kemudian, sekali pertanyaan muncul . karena apa Allah tak suka atas pribadi Ka'ab? Jawabnya dipargraf ini:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan perang tersebut ketika musim kurma telah siap panen di mana ketika itu saya cenderung kepadanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama kaum muslimin telah bersiap-siap sedangkan saya merencanakan besok saja. Saya pulang dan masih belum menyiapkan persiapan perang sama sekali. “Saya mampu untuk berperang kapanpun saya berkehendak,” kataku di dalam hati.

Akan tetapi keadaan seperti itu terus berlarut hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin berangkat. Adapun saya, masih tetap belum menyiapkan sesuatu pun. Saya kembali pulang dan belum juga bersiap-siap. Keadaan tersebut terus berlarut sampai saya benar-benar tertinggal dari pasukan. Saya lalu bertekad untuk berangkat dan menyusul. Coba kalau dulu saya melakukannya?! Hingga akhirnya saya tetap tidak bisa mengikuti peperangan itu.

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat saya sangat bersedih sekali di mana ketika itu saya keluar, saya tidak mendapatkan seorangpun dari kaum muslimin, kecuali beberapa orang yang terkenal dengan tuduhan kemunafikan atau orang-orang lemah yang diberi maaf oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk tidak ikut berperang.

 bukan sesederhana Ka'ab tidak mau berangkat perang Tabuk. Dia memang berniat akan berangkat perang. bahkan berfikir untuk menyusul.Meskipun pada akhirnya Ka'ab tidak bisa berangkat. Ka'ab juga merasa sedih karena tidak didapatkannya sodara yang lain. Ia sedih tidak menjadi bagian dalam peperangan.
bukan karena ia tak mau.
tapi,
Ka'ab tersalah
akibat
tak
lekas
ia
bersiap
sampai akhirnya,
ia
tertinggal :'''''

Ya Allah, mohon ampun..
Berapa kali meniatkan kebaikan, mau menyusul, tapi tak kunjung mengerjakan?
berapa jumlah hari jika hukuman itu benar juga diberikan sekarang, atas ketertinggalan yang diciptakan.
padahal kita luang,
mungkin dada ini terlalus sempit sampai Allah belum memberikan rasa langsung seperti apa yag Ka'ab rasa. 
Jangan-jangan, replikasi sifat Ka'ab menghasilkan keterasingan yang lebih infektif.
bukan hanya wajah yang berpaling dalam hitungan hari,
tapi masa depan yang tak mau lagi diajak kompromi.

Ya Allah,
mohon ampun.



*matahari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah refleksi dari buku : All I need to know is what i learned in Kindegarten- chapter 1

 Bismillah, Buku pada judul yang ku sebut diatas didapatkan sesuai dengan rekomndasi dari Bpk Anies Baswedan pada live tiktok di masa kampanyenya. Aku as the one who take a part in this condition, nurturing a baby, a 7 y.o boy and a 5 y.o daughter been feel so relate.  Apalagi mengingat throw back momen, bahwa saat ta'aruf session di perjalanan menuju lepas lajangku, aku bersedia melepas atribut BUMN dan mau pulang ke akar rumput menjadi guru TPA. Sebuah hal yang tidak mengerti oleh gurunda yang menjadi penyambung aku dan suami di kala itu. Karena aku ingin, anak-anak TPA yang identk dengan sesuatu yang tidak berkelas mendapat akses global society. alhamdulillah, bener saja, harapanku sekarang.. membangun sebuah bisnis untuk anak usia dini.. Oks, back to the topic, let me start Memang menarik, mendidik value pada masa anak-anak sekarang adalah elemental. menjadi bagian untuk ambil peran dari human society Menyiapkan anak-anak kita untuk menjadi pewujud doa setiap hari, mutaqqi...

Teknisi IndiHome dan Seharian main game

 Bismillah Seharina full di luar, sampe battrei about to die. Dari ngurus BPJS TK, kantor polisi dan Bank. Nitip 3 anak ke ART dan Ipar tetangga.  Ya, ART nya megang sibocil 1 tahun. 2 Kakak nya main sebentar dan abis itu nge game sampe cape.  Dari jam 10 pagi sd jam 12siang. Astagfirullah. Pulang-pulang, w diemin. literally. ya kan mereka ga bisa menej diri. Padahal w udah bilang maksimal ada jamnya. Pada sore hari, datanglah 2 teknisi IndiHome. Yang satu lebih senior paruh baya, ditemani oleh yang lebih muda ya mungkin usia 20an. Sebagai orang yang senang basa-basi, setelah beberes, aku jamu mereka dengan yang ada di rumah.  DIatas meja makan, sambil menghabisi nata decoco di gelas mereka, ceritah tentang tanggung jawab yang mereka emban. Bersama dengan anak2 di kursi masing-masing, Ternyata mereka bekerja shift sore sd jam 1 malam dengan tanggung jawab penyelesaian tiket gangguan maksimal 24 jam dengan garansi layanan maksimal 3 bulan, target mengelola setelah ada...

If it was easy, every one will do it

 Bismillah.. Finally i have a better motivation to my daily life this morning from reels. about a PhD mom who get scholarship and do as a house wife masya Allah. before i failed for the 3rd time to get scholarship from LPDP, mainwhile another friend show on their social media about their achievment pass that apportunity even they are a career woman. more over there is anbother get the PhD masya ALlah. however, it is because i have not ready yet for the condition :D beside in my condition of the lowest poin there is another frien who is asking for making a project for orphanage. masya ALlah i wish this gonna be my legacy to after life in sya Allah.. Mata hari